---------------------------------
Sore itu sepulang kuliah
Saya tidak ambil pusing dengan ibu dan anak tersebut dan kembali tenggelam dalam buku bacaan yang belum sempat saya selesaikan.
"Mbak..kalau jual anak dimana ya?" tiba-tiba ibu di sebelah saya berbicara lirih.
Saya menoleh ke asal suara dengan raut bingung takut salah dengar
"hah?"
"Iya..tempat buat jual anak dimana ya mbak?" si ibu kembali bertanya
"maksudnya gimana y bu?" saya balik bertanya sekedar memastikan.... ini saya yang salah denger atau si ibu yang salah ngomong ya?
"Saya mau jual anak saya ini mbak" jawabnya sambil menunjuk anak kecil dalam gendongannya
"hah??" saya hanya berucap tidak percaya... gilee..ni si ibu kenapa tokh?
"Saya dari kampung mbak, kesini mau nyusul suami saya yang sudah tidak ada kabarnya sejak 4 bulan lalu, ternyata dia sudah nikah lagi mbak.." si ibu mulai bercerita
saya hanya bengong dan melongo…masih gak yakin ini kejadian beneran atau hanya di kerjain saja
"saya gak ada uang lagi mbak, sudah 3 hari ini juga saya tidak makan, kemaren sudah muter2 ke rumah sakit, nawarin anak saya ini...tapi mereka maunya yang masih bayi, anak saya kan sudah 4 bulan mbak umurnya" lanjutnya
saya masih melongo...speechless.. hanya bisa ber-A-O saja.
"saudara atau tetangga mbak gak ada yang butuh anak angkat mbak?" tanya ibu itu.
saya menggeleng
“Kerja aja bu, apa gitu kek, daripada jual anak.” Ucap saya setelah bengong sekian lama
“Iya maksud saya juga gitu mbak, tapi nanti anak saya di rumah sama siapa, ini yang pertama juga sudah mau masuk sekolah” jawabnya
“Ya anaknya di titipkan saja atuh bu sama kakek neneknya” usul saya
“Kakek neneknya sudah tua mbak, sakit-sakitan” katanya
“Ini saya mau nyoba lagi ke rumah sakit deket situ, siapa tau ada yang mau” lanjutnya sambil menunjuk salah satu rumah sakit terbesar di kota saya.
Dan percakapan itu terpotong ketika si ibu sudah mau turun dari angkot
“Angkotnya saya saja bu yang bayar, ini deh saya kasih uang makan sekedarnya, ibu usaha dulu aja sambil berdoa.. yang penting jangan jual anaknya. Kasian bu” ujar saya sambil menyelipkan sejumlah uang kertas yang tidak seberapa banyak kedalam tangannya.
Si ibu hanya mengangguk dan turun dari angkot, meninggalkan saya yang masih tidak percaya, di sore yang biasa itu saya mendapat kejadian yang tidak ‘biasa’.
Saya mungkin belum menjadi seorang ibu, tapi saya pikir koq ya tega si ibu itu mau menjual si anak dengan alasan tidak punya uang? Tokh usianya belum terhitung tua, dia masih produktif, bisa bekerja entah apa yang menghasilkan uang halal untuk anak-anaknya…meski di tinggalkan oleh sang suami.
Bukankah Tuhan tidak akan menguji seorang hamba-Nya di luar batas kemampuannya?
Entah lha… mungkin si ibu itu punya alasan tersendiri akan tindakannya.
gambar di ambil dari sini
Hmm namanya kita sama ya, Wuan panggilan akrabnya Uul. Tapi umur kita beda 20 tahun...he..he.. Btw saya suka tulisan Uul (serasa ngomong sama diri sendiri) yang ini. Ini true story atau kisah buatan? Kenyataannya memang ada ibu seperti ini, karena ini Indonesia. Sedih ya. Sudah 60 tahun lebih merdeka kita masih seperti ini, miskin, bodoh. Hiks.
ReplyDelete:D salam kenal mba wuan ato wulan nih? makasih ya...seneng klo ada yang suka tulisan saya ^^.
ReplyDeleteini bener pengalaman saya sih mbak, tapi tentang si ibu beneran mau jual anak ato enggak saya gak tau beneran ato cuman boong2an saja. Tapi memang kenyataannya ada ibu yang mengambil jalan seperti itu.