Recent Posts

Wednesday, 30 June 2010

acara keluarga atau acara kita?

Acara Pernikahan memang bukan hanya milik calon pengantin saja. Tapi juga acara keluarga. Menyatukan isi kepala dan keinginan dua orang saja sudah butuh perjuangan tersendiri. Apalagi menyatukan keinginan kedua keluarga besar.

Mempersiapkan acara pernikahan memang rentan sekali konflik.
Rata-rata calon pengantin sekarang pasti hanya ingin acara pernikahan yang sederhana, bersama keluarga dan teman-teman dekat. Bukan di pajang di pelaminan dan harus bersalaman dengan ratusan atau bahkan ribuan orang sambil tetap menjaga senyum ceria dan heels yang bikin kaki cenut cenut.

Tapi kalau keluarga punya keinginan berbeda? Apa kita sebagai calon pengantin harus mengalah? Atau malah 'berjuang' untuk konsep acara kita? =D.

Kembali ke kalimat pembuka tadi.
"Acara pernikahan memang bukan hanya acara milik calon pengantin saja". Jadi ada banyak orang yang akan dilibatkan disini(baca : keluarga). Bukan berarti semua keinginan orang harus kita penuhi. Tapi selama ide-ide dan keinginan mereka tidak bertentangan dengan agama, saya rasa masih tidak apa-apa. Memang...ada rasa
"Lho..ini kan acara nikahan kita sih..koq gini gak boleh? koq mesti gitu?".. ^^...


Yakin lha..semua pasti ingin berkontribusi dengan caranya masing-masing.
Bisa dibilang, ini gerbang terakhir dimana orang tua melepas kita, anaknya, ke tangan calon pendamping hidup. Apalagi anak yang lahir sebagai anak tunggal, atau anak perempuan/lelaki satu-satunya atau orang pertama yang melepas masa lajangnya di antara keluarga yang umurnya hampir sama. Pasti orangtua dan juga keluarga ingin melepasnya dengan cara yang 'istimewa'. Meski mungkin bagi calon pengantin sendiri yang penting adalah ke-SAH-an pernikahan dan orang-orang terdekat yang menemani.

Iya...kata-kata di atas memang lebih di tujukan pada diri saya sendiri -_-"
sekedar untuk melegakan hati..

Konsep acara yang saya dan si mas margarine inginkan sebenernya sederhana saja. Berbaur dengan undangan. Tanpa acara adat apa-apa. Bebas mengobrol dengan teman-teman lama dan keluarga. Tapi entah kenapa, koq ini sepertinya acaranya bergulir jadi ke acara yang jauh sekali dari konsep. Dari pemilihan venue di gedung yang tidak memungkinkan kita ngider dari satu tempat ke tempat lain. Undangan yang kebanyakan undangan dari orangtua. Souvenir yang harus sesuai keinginan orang tua. Sampe jumlah mahar yang tidak sesuai dengan keinginan saya sebagai calon pengantin. Sigh.

Memuaskan keinginan keluarga kedua belah pihak memang agak susah. Apalagi kalau ada pihak yang ngotot, keukeh pengen acara seperti ini. Titik. Tidak mau kalau di sodorkan acara seperti itu. Argh..itu yang susah.

Di acara kami ini, seringnya ngotot2an itu berlangsung antara saya dan ....

ibu -_-".

Iya si mami tercinta. Hiks.

seringnya saya akhirnya yang mengalah. Mau gimana lagi.
Rrr..y sudah lha. Mau acara pernikahan seperti apa juga wes monggo ae. Yang penting sah =P.


Untuuung...nikah cuman sekali ya -_-".


Gambar di ambil dari sini




4 comments:

  1. hueheheh untung saya uda rebel dari dulu..nanti ngotot dikit moga2 ngaruh ya *anak gatau diri..hihihi :P*

    bentar lagi ul, enjooooy :D
    selamat yah..ihiiiy uul..kekekek

    ReplyDelete
  2. justru sekali itu ul.... musti perfect :D
    hihihihihi

    *kompor mode on

    selamat ya mb ul......
    semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah ^^

    ReplyDelete
  3. Semoga Uul dan mas berbahagia sepanjang hidup mu hingga ke anak cucu.

    Doa mama sentiasa beriringan dalam hidup mu sayang. Semoga semuanya berjalan lancar.

    ReplyDelete
  4. wah,,pertama mampir ke sini....
    smoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah..

    ReplyDelete