IQ ( Intellegence Quotient)
Dahulu, orang dengan IQ tinggi dianggap jenius dan cerdas. Dan mereka dengan IQ rata2 atau bahkan dibawah rata2 dianggap bodoh.
Untungnya puluhan tahun kemudian, ditemukan tentang multiple intelegence. Tak tanggung-tanggung. Ada 8 multiple intelegence yang pada dasarnya ada dalam manusia dan siap dikembangkan, apalagi ketika masa golden age.
8 Multiple intelegence :
- Kecerdasan Linguistik (Word Smart : cerdas berbahasa)
- Kecerdasan Matematik-Logis (Number Smart : cerdas angka)
- Kecerdasan Spasial (cerdas gambar)
- Kecerdasan Kinestetik- Jasmaniah (Body Smart : cerdas tubuh)
- Kecerdasan Musikal (cerdas musik – nada suara)
- Kecerdasan Interpersonal ( Self Smart : cerdas diri)
- Kecerdasan Intrapersonal (People Smart ; cerdas bergaul)
- Kecerdasan Naturalis (cerdas alam)
Namun, kecerdasan tersebut ternyata hanya menyumbang poin yang sedikit dalam keberhasilan, yang banyak mempengaruhi adalah kecerdasan emosi ( emotional intellegence/EQ)
EQ (Emotional Quotient)
Kecerdasan Emosi / Cerdas secara emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan Emosi dibagi menjadi 5 kategori:
1. Kesadaran diri; kecerdasan emosi diri menilai pribadi dan percaya diri.
2. Pengaturan diri; pengendalian diri, sikap dapat dipercaya, waspada,adaftif dan inovatif.
3. Motivasi; dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme.
4. Empati; memahami orang lain, pelayanan, membantu pengembangan orang lain, menyikapi perbedaan dan kesadaran politis.
5. Keterampilan sosial; pengaruh keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik, keakraban, kerjasama dan kerja tim.
Dan kecerdasan lain yang utama adalah kecerdasan spiritual.
SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, melambungkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus Nggermanto, 2001)
Lalu M. Zuhri menambahkan bahwa SQ merupakan kecerdasan yang digunakan untuk ‘berhubungan’ dengan Tuhan Sang Maha Kuasa.
AQ (Adversity Quotient)
Dan selain 3 tipe kecerdasan, ada juga AQ ( Adversity Quotient). Secara umum, AQ menentukan kadar kemampuan seseorang mengatasi kemelut tanpa putus asa.
Penemu teori AQ, Paul G Stoltz membagi AQ menjadi 3 tipe
1. Tingkat “Quitters” (orang-orang yang berhenti)
Quitters adalah orang yang paling lemah AQnya.
Ketika menghadapi kesulitan hidup, mereka berhenti dan langsung menyerah. Mereka memilih untuk tidak mendaki, mereka keluar, mundur dan menghindar dari kewajiban/tugas-tugas hidup. Mereka tidak memanfaatkan peluang, potensi dan kesempatan dalam hidup.
Contoh: seorang individu yang tidak berkutik, hanya mengeluh ketika ditimpa kondisi buruk seperti penderitaan, kemiskinan, kebodohan, dll.
2. Tingkat “Campers” (orang yang berkemah)
Campers adalah AQ tingkat sedang.
Awalnya mereka giat mendaki, berjuang menyelesaikan tantangan hidup, namun di tengah perjalanan mereka berhenti juga. Mereka telah jenuh dan bosan, merasa sudah cukup, mengakhiri pendakian dengan mencari tempat yang datar dan nyaman.
Contoh: seorang yang mengira bahwa sukses itu adalah yang penting sudah naik kelas/lulus, meskipun pas-pasan saja. Sudah punya harta/jabatan bagus sudah cukup, sukses di dunia sudah cukup!.
3. Tingkat “Climbers” (orang yang mendaki)
Climbers adalah pendaki sejati.
Orang yang seumur hidup mencurahkan diri kepada pendakian hidup. Mereka paham dan sadar bahwa sukses itu bukan hanya dimensi fisik material, tetapi seluruh dimensi fisik, moral, sosial, spiritual, dstnya.
Mereka adalah orang yang selalu mencari hakikat hidup, hakikat manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dan akan kembali kepada Sang Maha Pencipta. Mendaki hidup abadi yang jauh lebih panjang.
Untungnya AQ adalah sesuatu yang bisa diasah,
AQ bukanlah anugerah (given) tapi bisa dipelajari melalui latihan tertentu yang bisa diinstall pada diri kita.
Berikut aspek perkembangan yang harus diperhatikan untuk memupuk AQ climber putra putri kita :
1. Fisik dan kesehatan
2. Daya tahan mental
3. Kestabilan emosi
4. Kemampuan sosial
5. Keimanan dan ibadah kepada Allah
6. Keterampilan dan seksualitas yang normal
Berikut 6 cara untuk meningkatkan AQ :
1. AQ on TV : belajar menarik hikmah dari karakter tayangan di televisi (misal : sinetron, iklan, berita, dll) melalui penajaman indera penglihatan
2. AQ on radio : belajar menajamkan indera pendengaran dan memperhatikan bagaimana sesorang mendiskripsikan sesuatu hingga tervisualisasi gambaran topik acara yang disampaikan.
3. AQ in conversation : belajar menyimak diskusi
4. Reading for AQ : belajar bagaimana karakter penulis
5. AQ in art : belajar bagaimana orang berkomunikasi melalui seni
6. AQ on the net : eksplor iklan dan analisa bahasa yang digunakan orang lain untuk mempromosikan bisnisnya. Perhatikan bagaimana kontrol website tersebut terhadap perhatian kita.
IQ, EQ dan SQ idealnya mesti seimbang.
Sekarang bagaimana caranya saya mengembangkan potensi anak2 agar bisa memiliki kecerdasan yang seimbang dan memiliki mental Climber.
osshh..semangaaat.
Bismillah...
Dahulu, orang dengan IQ tinggi dianggap jenius dan cerdas. Dan mereka dengan IQ rata2 atau bahkan dibawah rata2 dianggap bodoh.
Untungnya puluhan tahun kemudian, ditemukan tentang multiple intelegence. Tak tanggung-tanggung. Ada 8 multiple intelegence yang pada dasarnya ada dalam manusia dan siap dikembangkan, apalagi ketika masa golden age.
8 Multiple intelegence :
- Kecerdasan Linguistik (Word Smart : cerdas berbahasa)
- Kecerdasan Matematik-Logis (Number Smart : cerdas angka)
- Kecerdasan Spasial (cerdas gambar)
- Kecerdasan Kinestetik- Jasmaniah (Body Smart : cerdas tubuh)
- Kecerdasan Musikal (cerdas musik – nada suara)
- Kecerdasan Interpersonal ( Self Smart : cerdas diri)
- Kecerdasan Intrapersonal (People Smart ; cerdas bergaul)
- Kecerdasan Naturalis (cerdas alam)
Namun, kecerdasan tersebut ternyata hanya menyumbang poin yang sedikit dalam keberhasilan, yang banyak mempengaruhi adalah kecerdasan emosi ( emotional intellegence/EQ)
EQ (Emotional Quotient)
Kecerdasan Emosi / Cerdas secara emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan Emosi dibagi menjadi 5 kategori:
1. Kesadaran diri; kecerdasan emosi diri menilai pribadi dan percaya diri.
2. Pengaturan diri; pengendalian diri, sikap dapat dipercaya, waspada,adaftif dan inovatif.
3. Motivasi; dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme.
4. Empati; memahami orang lain, pelayanan, membantu pengembangan orang lain, menyikapi perbedaan dan kesadaran politis.
5. Keterampilan sosial; pengaruh keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik, keakraban, kerjasama dan kerja tim.
Dan kecerdasan lain yang utama adalah kecerdasan spiritual.
SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, melambungkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus Nggermanto, 2001)
Lalu M. Zuhri menambahkan bahwa SQ merupakan kecerdasan yang digunakan untuk ‘berhubungan’ dengan Tuhan Sang Maha Kuasa.
AQ (Adversity Quotient)
Dan selain 3 tipe kecerdasan, ada juga AQ ( Adversity Quotient). Secara umum, AQ menentukan kadar kemampuan seseorang mengatasi kemelut tanpa putus asa.
Penemu teori AQ, Paul G Stoltz membagi AQ menjadi 3 tipe
1. Tingkat “Quitters” (orang-orang yang berhenti)
Quitters adalah orang yang paling lemah AQnya.
Ketika menghadapi kesulitan hidup, mereka berhenti dan langsung menyerah. Mereka memilih untuk tidak mendaki, mereka keluar, mundur dan menghindar dari kewajiban/tugas-tugas hidup. Mereka tidak memanfaatkan peluang, potensi dan kesempatan dalam hidup.
Contoh: seorang individu yang tidak berkutik, hanya mengeluh ketika ditimpa kondisi buruk seperti penderitaan, kemiskinan, kebodohan, dll.
2. Tingkat “Campers” (orang yang berkemah)
Campers adalah AQ tingkat sedang.
Awalnya mereka giat mendaki, berjuang menyelesaikan tantangan hidup, namun di tengah perjalanan mereka berhenti juga. Mereka telah jenuh dan bosan, merasa sudah cukup, mengakhiri pendakian dengan mencari tempat yang datar dan nyaman.
Contoh: seorang yang mengira bahwa sukses itu adalah yang penting sudah naik kelas/lulus, meskipun pas-pasan saja. Sudah punya harta/jabatan bagus sudah cukup, sukses di dunia sudah cukup!.
3. Tingkat “Climbers” (orang yang mendaki)
Climbers adalah pendaki sejati.
Orang yang seumur hidup mencurahkan diri kepada pendakian hidup. Mereka paham dan sadar bahwa sukses itu bukan hanya dimensi fisik material, tetapi seluruh dimensi fisik, moral, sosial, spiritual, dstnya.
Mereka adalah orang yang selalu mencari hakikat hidup, hakikat manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dan akan kembali kepada Sang Maha Pencipta. Mendaki hidup abadi yang jauh lebih panjang.
Untungnya AQ adalah sesuatu yang bisa diasah,
AQ bukanlah anugerah (given) tapi bisa dipelajari melalui latihan tertentu yang bisa diinstall pada diri kita.
Berikut aspek perkembangan yang harus diperhatikan untuk memupuk AQ climber putra putri kita :
1. Fisik dan kesehatan
2. Daya tahan mental
3. Kestabilan emosi
4. Kemampuan sosial
5. Keimanan dan ibadah kepada Allah
6. Keterampilan dan seksualitas yang normal
Berikut 6 cara untuk meningkatkan AQ :
1. AQ on TV : belajar menarik hikmah dari karakter tayangan di televisi (misal : sinetron, iklan, berita, dll) melalui penajaman indera penglihatan
2. AQ on radio : belajar menajamkan indera pendengaran dan memperhatikan bagaimana sesorang mendiskripsikan sesuatu hingga tervisualisasi gambaran topik acara yang disampaikan.
3. AQ in conversation : belajar menyimak diskusi
4. Reading for AQ : belajar bagaimana karakter penulis
5. AQ in art : belajar bagaimana orang berkomunikasi melalui seni
6. AQ on the net : eksplor iklan dan analisa bahasa yang digunakan orang lain untuk mempromosikan bisnisnya. Perhatikan bagaimana kontrol website tersebut terhadap perhatian kita.
IQ, EQ dan SQ idealnya mesti seimbang.
Sekarang bagaimana caranya saya mengembangkan potensi anak2 agar bisa memiliki kecerdasan yang seimbang dan memiliki mental Climber.
osshh..semangaaat.
Bismillah...
0 comments:
Post a Comment