Bagi yang ingin refreshing di akhir pekan dengan budget yang terjangkau.. 2 tempat yang diriku sebutkan di atas bisa menjadi salah satu pilihannya. Apalagi bagi anda yang sudah bosan dengan suasana mall yang sama dan ujung-ujungnya malah menghabiskan uang.
Diriku berkesempatan mengunjungi tempat itu minggu lalu, tepatnya ketika kak Opik dan ayah datang ke jakarta. Dan berhubung diriku yang d todong belum gajian …. jadinya pilihan obyek wisata seperti Dufan, Sea World, dan tempat2 lain yang menghabiskan duit d coret dalam daftar pilihan =p. Di bantu mbah google dan desol –sang gaet dadakan-, akhirnya pilihan jatuh ke Situ Babakan dan Masjid Kubah Emas ^^
Situ Babakan
Terletak di daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Situ Babakan dikenal sebagai Pusat Perkampungan Betawi dan salah satu daerah cagar budaya, tempat ini terdiri dari danau (atau bendungan y?) dan perkampungan masyarakat betawi. Budaya betawi terlihat jelas dari struktur perumahan di sekitar kompleks Situ Babakan. Menjadikan suasananya terkesan kekeluargaan dan adem ^^.
Menurut desol, terkadang ada acara tari-tarian khas Betawi, seperti Lenong, Ondel-ondel, dll. Cuman mungkin karena saat kunjungan tidak ada event khusus, jadi kami hanya berkesempatan melihat latihan tari yang d lakukan beberapa gadis di sana. Salut euy, ada anak muda yang masih mempelajari tari-tarian khas daerah di jaman seperti ini =).
Kesempatan mengicipi makanan khas Betawi juga terbuka lebar :D. Tidak hanya kerak telor, sepanjang pinggiran danau, warung-warung yang menjual panganan seperti Soto Betawi, Otak-otak dan Bir Pletok bertebaran. Bir Pletok merupakan minuman tradisional khas betawi yang terbuat dari sari jahe, gula, sari bunga selasih dan akar-akaran (sumber : wikipedia). Membuat tubuh terasa hangat :).
Makan Soto betawi dan minum Bir Pletok di pinggir danau, merasakan semilir angin sambil mengamati anak-anak kecil yang naik perahu bebek… hmm…kenikmatan yang sayang sekali tuk di lewatkan..suasana yang jarang sekali di dapatkan di tengah hirup pikuk kota
Masjid Kubah Emas
Masih berada di wilayah Depok dan sekitarnya, kunjungan berikutnya adalah Masjid Kubah Emas yang terletak di Cinere, Depok. Angkot (Angkutan Kota) ke masjid ini tidak begitu sulit. Dari terminal depok, anda tinggal naik angkot 03, turun di Parung Bingung dan kemudian d susul angkot 102. Turun di depan wilayah masjid persis.
Masjid ini diresmikan pada tanggal 31 Desember 2006 dengan nama Masjid Dian Al Mahri. Lebih dikenal dengan masjid kubah emas, karena kelima kubahnya (1 kubah utama dan 4 kubah kecil) di lapisi emas. (sumber : www.depok.go.id dan wikipedia.com ). Kemewahan bangunan terlihat jelas sekali dari suasana masjid…apalagi kalo mengingat masjid ini di bangun dari dana pribadi … wuiiih…cak cek cak cekk…kebayang deh biaya yang d keluarin buat bangun masjid ini.. klo di beliin bakso dapet berapa ya.. huahahahhaha perbandingannya sama makanann ^^
Terlepas dari segala macam pro dan kontra yang beredar sejak didirikan, seperti kemacetan yang kerap terjadi bila waktu shalat jumat tiba dan ada peraturan dilarang membawa anak di bawah 10 tahun masuk ke masjid *eh tapi kemaren lumayan banyak juga koq ibu2 yang membawa anak kecil masuk masjid **apa peraturannya dah d hapus ya?? hmm…, pengunjung masjid ini kian bertambah, entah karena penasaran akan kemewahan arstiktur masjid ato ingin berwisata rohani.
Di sebelah bangunan masjid, ada rumah pribadi Hj.Dian Al Mahri..yang subhanallah menurut saya sih lebih menyerupai istana. Gedeee banget. Duuh..kasian yah yang bersiin rumahnya. Heheheh… Lagian rumah segede itu d tempatin siapa aja sih. Sayang deh *iri mode on =p.
Kerap terdengar omongan tentang isu ‘pamer kekayaan’ atau apapun yang sejenis itu. Tapi menurut saya pribadi sih…anggap saja pemiliknya membangun masjid itu karena kecintaannya pada Allah. Sehingga qta bisa rajin beribadah dan mengunjungi rumah Allah itu. insyaAllah ^^.
Btw sehabis shalat…sempat terdengar sirine motor yang membuka jalan d blakang masjid. Diikuti mobil yang berjalan pelan di belakangnya… dengan jendela di buka….ada ibu2 berkacamata hitam melambai-lambaikan tangannya. Ealah…ternyata ibu itu si pemilik masjid…alias bu Dian-nya … aiihh...
0 comments:
Post a Comment