Hidup di kota sebesar Jakarta, dengan segala dinamika kehidupannya..bisa membuat senyuman tulus hilang dari wajah seseorang. Pun ketika senyum yang diberikan benar-benar tulus... terkadang akan menghadirkan prasangka bagi orang di berikan senyuman. Negeri yang terkenal dengan keramahannya , kini bahkan memandang orang yang memberikannya senyum dengan pandangan curiga dan prasangka. Jangan-jangan ia akan menjambret saya, jangan-jangan ia akan mengguna-gunai saya. Dan berbagai macam perasaan 'jangan-jangan' lainnya.
Iseng, pernah saya menebar pesona senyum ketika bertatap mata dengan orang yang berpapasan dengan saya. Bukan senyum balik yang saya dapatkan, tapi malah pandangan curiga. Seakan-akan dengan membalas senyuman saya, harta mereka akan berkurang atau jiwa jadi terancam. Ahh..sebegitu traumanya kah mereka dengan segala macam motif kejahatan yang selalu berawal dari keramahan orang asing? atau memang senyuman saya memang mengerikan hingga mereka menjadi curiga *sigh* **salah satu teman berkomentar “Lagian…iseng banget sih pake ngumbar senyum gitu. Bisa di sangka orang gila lo”. Ada tanya di hati saya, apa memang hanya orang gila yang mengumbar senyum seperti itu? Bukankah kita tahu bahwa senyum adalah ibadah? Bukankah dengan senyum kita bisa membangun tali silaturahmi?
Pernah suatu hari saya berjalan-jalan di salah satu mall di Jakarta. Terlihat ramai dan di penuhi oleh pengunjung. Dan beberapa kali kaki saya sempat terinjak oleh orang yang lewat. Padahal saya yakin seyakinnya kalau kaki saya berjalan di arah yang benar. Tidak melintasi jalur jalanan orang lain. Yang membuat saya heran, tidak satupun kata maaf yang terlontar dari mereka yang menginjak kaki saya. Okehh..mungkin mereka tidak sadar atau tidak ingin sejenak menghentikan kegiatan jalan-jalan akhir pekan yang jarang mereka dapatkan untuk sekedar meminta maaf pada seorang wanita yang kakinya terinjak oleh mereka. Okehh..tidak apa-apa. Tokh kaki saya juga tidak cedera.
Namun, orang terakhir yang menginjak kaki saya (sungguh, rasanya hari itu kaki saya bagaikan magnet yang menggiurkan bagi para pengunjung mall untuk di injak ToT), dia tidak hanya tidak meminta maaf, namun dia juga menyempatkan diri untuk berdecak kesal dengan kerasnya dan memandang saya dengan kesalnya. Seakan-akan itu salah kaki saya yang berada di sana sehingga dia menginjak saya. Aduuhh...bener-bener dehh.. saya harus menahan emosi yang sudah membuncah dalam diri untuk tidak balas menginjak kakinya dan merusak sepatu high heels mahal yang di pakainya. Ughh...
Seingat saya, kota asal saya yang merupakan kota terbesar kedua se-Indonesia, yang berarti juga bisa di bilang termasuk salah satu kota besar. Bila saya bersenggolan dengan seseorang atau tidak sengaja terinjak kakinya oleh orang. Pasti akan terucap sejumput kata maaf yang terlontar dari orang tersebut. Itu seingat saya lho yah. Dan semoga memang masih seperti itu.
Tapi tentu saja itu hanya sedikit dari pengalaman pribadi saya yang saya yakin tidak bisa d jadikan acuan dari berkurangnya keramahan penduduk ibukota. Tidak adil rasanya bila memvonis semua penduduk ibukota seperti itu. tokh tidak sedikit saya mendapatkan bantuan ataupun kebaikan dari berbagai macam orang di ibukota ini, tanpa saya minta sekalipun. Dan saya yakin, masih banyak orang yang akan selalu membagi senyum, keramahan dan pertolongannya kepada sesama.
Ini hanya sekedar coretan ringan dari seseorang yang mungkin belum mengenal terlalu baik ibukota dan harus berusaha beradaptasi dan membaur dengan segala hiruk pikuk yang ada di dalamnya. Mungkin bila saya sudah bisa sedikit membaur….keramahan itu akan keluar dengan sendirinya =)
gambar di ambil dari sini
Betul jeng. Indonesia yang katanya terkenal dengan ramah tamahnya ternyata sudah ga ada lagi looh...
ReplyDeleteBtw, disini malah orangnya masih jauh lebi sopan. Ga pejalan kaki, ga pengendara kendaraan...koq jadi malu ma bangsa sendiri yang sekarang terkenal sama huru-hara nya ya?
*nyenggol2 uul
ReplyDeletehasilnya, eh lha kok mbendal :D
piss ul ^^V
ga kerasa kali ul, dia ngerasa nginjek bantal kali...
*kabur... menyelamatkan jempol, ntar keburu diinjek ^^
@ Cubby
ReplyDeleteiya mbakk... jadi sediih deh.
Bener sih d sana malah terkenal lebih sopan dan ramah
@ dina
*ngejar dina
*nginjek jempolnya biar kukunya lepas sekalian :p
heheheheheh
jadi bayangin klo kmu yg d injek pasti wes ngomel2 yoo din. wkwkwkkw