Recent Posts

Friday 5 December 2008

Ber-qurban yuk

Bentar lagi insyaAllah Idul Adha datang, sudahkah kita menyiapkan dana terbaik dari diri kita untuk memenuhi perintah Allah yang satu ini?

seperti d sebutkan dalam QS Al.Kautsar 2

"..Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu

                                dan berkurbanlah"

Ada suatu kisah yang d kirimkan oleh seorang kawan d ujung sana dari sebuah milis  (Me..once again...repost your mail)

           Jawaban Sederhana Penuh Makna

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus

tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang

sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik – rintik

selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara

tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka

keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok

bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau

bakso ?

"Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku

menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...

Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya

membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang

satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng

bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku

selama ini.

"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan ?

Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini

selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun.

Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang

menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah,

dan mana yang menjadi hak cita – cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. ..?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi

dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan

hidup sehari - hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk

melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi

tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun

kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan

agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya

yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu

butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri

menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini,

Emang harus

menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya

Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri

akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu.

Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin

kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso

tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup

seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum

ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya

memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang

mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara

soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak

RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.

Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan

untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri

sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan

menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri

sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan

kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".

-----------------------------------

Subhanallah....bayangkan saja, seorang tukang bakso, rela menyisihkan penghasilannya untuk memenuhi perintah Allah. Bahkan, beliau tidak ingin d sebut tidak mampu oleh manusia, karena memang hanya Allah yang berhak menilai kemampuan seorang hamba-Nya. InsyaAllah, rejeki akan selalu ada. Selama ada niatan, Allah akan memberikan jalan untuk mewujudkannya.

Jadi.... Sudahkah anda menyiapkan dana terbaik anda untuk ber-qurban tahun ini?

0 comments:

Post a Comment