Dia memang kadang mengeluh tentang pekerjaannya sekarang. Katanya tanggung jawabnya tidak sebanding dengan gajinya. Saya berusaha memahaminya. Apalagi sekarang dia sudah berkeluarga. Pasti ingin kehidupan yang lebih baik.
Tapi tetap saja shock rasanya ketika ada yang bilang kalau hari itu sebenarnya dia tidak benar-benar sakit, seperti yang dia katakan sebelumnya. Dia ikut test suatu instansi pemerintah. Saya marah. Bukan karena dia ikut test itu. Tapi lebih karena dia tidak jujur pada saya, pada kami.
Beberapa teman mengatakan
"Berdoa saja semoga test berikutnya tidak lulus"
Saya menggeleng, saya tidak akan berdoa seperti itu. Saya hanya akan meminta yang terbaik untuknya.
Dan ternyata ia lulus test itu, dan juga test-test selanjutnya. Saya panik. Mungkin karena sudah terbiasa ada dirinya. Saya tidak bisa membayangkan tidak ada dia disini.
Namun, pengumuman selanjutnya lama sekali. Hingga saya sempat berharap...
"ahhh...mungkin tidak jadi. Mungkin ia akan tetap disini". Tapi saya tetap menyiapkan diri akan kepergiannya.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat bermimpi. Mimpi bahwa akhirnya ia mendapat kepastian itu. Pengumumannya sudah ada. Dan dia fix akan pergi. Saya bercerita padanya. Ia hanya tertawa mengamini =).
Esoknya dia datang dengan wajah yang sumringah
"Ul..pengumumannya sudah ada. Aku harus masuk tanggal sekian" ujarnya menyebutkan salah satu tanggal di 1 minggu kedepan.
Saya kaget, tapi juga senang. Yeahh..akhirnya ia memang mendapatkan yang terbaik untuknya, dan untuk keluarganya. I'm happy for you =)
*teruntuk leaderku. Terima kasih buat semuanya. You're a good leader =)
note :
ini kelanjutan dari postingan yang ini. Dan Heii...ingat cara pertama untuk menghadapi situasi ini? Yeahh...sepertinya bisa dijalankan. S*E.... i'm back!!! ^^
gambar diambil dari sini
Read More..
Liburan di Tokyo
1 month ago